Cerita Dewasa Melayani Nafsu Tante Yang Kaya Raya

Ceritamalam96 - Kisah ini seringnya saya pergi ke bolak balik ke rumah sakit untuk menjaga papa saya di rumah sakit swasta di daerah Jatinegara, Jakarta Timur. Pada hari Minggu siang tanggal 5 November 2000, saya turun ke bawah tempat merokok di rumah sakit tersebut, namun di saat saya menikmati rokokku itu, di dekat tempat dudukku ada seorang wanita setengah baya yang kira-kira berumur 30 tahun.

Ia tampak sibuk menelepon sana-sini dengan handphone-nya untuk mencari jasa derek mobil untuk mobilnya. Entah karena saya tidak terganggu atau ada keinginan untuk membantu wanita itu, akhirnya saya beranikan diri untuk menawarkan jasa saya sebab siapa tahu kerusakannya masih sepele. SahabatQQ

Setelah mengumpulkan semua keberanian untuk menawarkan jasa saya akhirnya meluncur juga dari mulutku untuk membantu dia.

“Eee .. maaf Tante, kalo saya boleh tau, mobil tante rusak?” tanya saya dengan ragu-ragu.

“Eee .. kalo boleh tau, Tante .. mobil Tante apa merk-nya?” tanya saya lagi.

“Honda, Honda Maestro”, jawabnya dan kali ini dia melihat saya.

“Kalo boleh, saya coba bantu Tante buat benerin mobilnya Tante, sebab siapa tau saya bisa, Tante!” kata saya menawarkan pertolongan.

“Eee .. boleh-boleh .. Ayo ke mobil saya yuk”, pintanya.

Itu kita berdua jalan meninggalkan tempat itu untuk menuju ke mobil wanita itu, ternyata tidak jauh dari tempat merokok. Setelah saya dibukakan pintu, saya coba starter mobilnya tapi hasilnya nihil.

Dengan kasus seperti ini, saya katakan pada wanita itu bahwa ada kemungkinan bahwa ini masalah dinamonya dan saya terkait untuk mendorong mobilnya karena tidak ada masalah sehingga dia bisa tiba di rumah sakit atau bengkel sebelum kesorean dan tidak perlu memanggil jasa derek mobil karena biayanya yang mahal.

Dan sepertinya dia yang berpikir dan dia setuju dengan saran saya, hingga akhirnya saya memanggil salah satu satpam yang saya temui untuk meminta pertolongannya untuk mendorong mobil.

Agh, akhirnya mobil wanita itu nyala juga dan seperti dugaanku bahwa hanya masalah dinamo.

Dengan cara wanita itu di dalam mobil dan saya di luar memperhatikan dia untuk meninggalkan saya, tiba-tiba dia memanggil saya dengan membuka kaca jendelanya dan mengucapkan terima kasih kepada saya sambil memberikan uang 2 lembar seratus ribu tapi saya tolak sebab pertolonganku adalah dari hati nuraniku bukan untuk meminta balasan, namun dia tetap saya dan akhirnya saya ambil satu saja dan satunya lagi tetap diucapkan sambil berkata bahwa itu saja sudah lebih dari cukup.

Akhirnya dia mengalah karena saya tetap bertahan untuk tidak mengambil sisa tapi dia membuka tasnya dan mengambil kartu namanya dan diberikan buat saya menitip pesan bahwa kalau ada sesuatu atau saya sedang senggang menelepon dia, dan saya terima kartu namanya.

Sebelum, dia menanyakan nama saya sambil menyod pergi membimbing dan saya jawab bahwa nama saya Willi dan dia menyebutkan bahwa namanya Lucy. Dan akhirnya ia pergi dengan mobilnya dan saya tetap melihat mobilnya hingga hilang ditelan sebuah tikungan ke kanan.

Dua hari setelah kejadian itu, papa saya meninggal dan saya menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan papa saya mulai dari rumah sakit, rumah duka, dikremasi hingga jadinya Akte Kematian.

Setelah semuanya selesai dan saya kembali pada kehidupanku yang hanya menghabiskan hari demi hari saya dengan jalan-jalan dengan teman-teman saya ke sana ke mari.

Hingga suatu hari di bulan Desember 2000, saya teringat kembali dengan wanita yang saya kenal di rumah sakit dan saya cari kartu namanya dan akhirnya ketemu. Akhirnya saya hubungi Handphone-nya walaupun di kartu nama itu ada nomor telepon rumah dan kantornya.

Halo ?! jawaban jawaban seorang wanita dari sana.

“Dengan Lucy-nya ada? ini Willi ”, jawab saya lengkap.

Sejenak terdiam dan terdengar, “Iya ini Lucy sendiri dan saya ingat kalo kamu yang nolong saya waktu saya di rumah sakit itu khan?” tanyanya yang menebak.

“Iya .. ini saya Willi yang waktu itu”, jawab saya.

“Eee .. gimana sekarang kamu, Will?” tanyanya.

“Lagi senggang nich”, jawab saya.

“Kayaknya untuk sekarang ini saya nggak bisa lama-lama ditelepon .. bagaimana kalau malam ini kita ketemu, saya mau traktir kamu makan malem, apa bisa?” sambungnya.

“Iya bisa. Saya nggak ada acara ”, jawabku singkat.

“Oke kalo gitu kita ketemu di resto Tony’s Romas deket Ratu Plaza aja jam 7 malam ini, Oke? kamu tau khan? ” jawabnya menjelaskan.

“Iya saya tau, Oke dech sampe nanti”, jawabku.

Seperti janjiku dengan Lucy, saya datang ke Restoran Tony’s Romas dan saya tiba 10 menit lebih awal. Dan pilih tempat duduk yang kira-kira saya bisa lihat kalau ada orang yang datang. Tepat jam 19.00, Lucy datang, dan saya sangat terpana dengan pakaiannya yang begitu seksi.

Dia mengenakan baju terusan warna merah dengan strip warna biru dengan model tali yang menggantung pada lehernya sehingga tampak dengan jelas punggungnya dan berarti dia tidak memakai BH dan rambutnya yang sepanjang bahu dia ikat ke atas sedang rambut dibuat poni rata dengan alis matanya tapi dengan tekukan ke atas. Agen Domino99

Dadanya yang lumayan besar dan bulat seakan-akan mau keluar dari baju yang dia pakai. Wow, saya begitu terpana dengan apa yang saya lihat, tapi saya tidak terlalu terpana sebab saya harus mengatakan bahwa saya ada.

Saya mengangkat tangan mengisyaratkan siapa tahu dia melihat. Ternyata ada seorang pelayan yang melihat dan sepertinya dia tahu bahwa saya memanggil Lucy, dan pelayan itu mengatakan sesuatu pada Lucy lalu menunjuk pada arahku.

“Hai .. udah lama?” katanya membuka pembicaraan sambil duduk dan merapikan baju terusannya sepanjang mata kaki.

“Belum”, jawabku singkat.

“Eee .. kamu udah pesen? kalo belum, kamu mau pesen apa? ” tanya dia.

“Belum, saya belum pesen apa-apa”, jawabku sambil membuka buku menu.

Setelah kita berdua memesan makanan, dan sambil menunggu makanan kami berbincang-bincang sana-sini dan akhirnya dia menanyakan bahwa mengapa saya ada di rumah sakit saat itu, dan saya jelaskan dan saya katakan pula bahwa papa saya sudah meninggal dan dia tampak kaget dan minta maaf kalau dia membuat saya sedih.

Acara makan malam saya bersama Lucy yang lancar dan kita berdua mau pulang, dia mengantar saya pulang sebab selain hemat biaya lagipula ternyata rumah Lucy searah dengan saya, dia tinggal di daerah Kelapa Gading dan saya yang menyetir dengan ijin dia terlebih dahulu.

Dalam perjalanan, tanpa saya tanya, dia mengatakan bahwa dia sudah cerai dengan suaminya yang berusia 6 bulan dengan alasan mantan suaminya itu punya simpanan.

Saat dia menceritakan itu, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan sebab kalau diterus-teruskan mungkin akan membuat dia sedih dengan pengalaman pahitnya.

Hingga pada akhirnya meyakinkan bahwa yang tidak perlu diteruskan sebab mungkin akan membuat dia ingat dengan masa lalunya itu tapi dia mengatakan bahwa dia ingin saya tahu dengan siapa yang dia kenal (maksudnya dia sendiri).

Dari ceritanya, dapat saya simpulkan bahwa dia wanita karier yang lumayan bagus dengan kariernya.

Setelah dia selesai menceritakan semuanya, kita terdiam atau hanya tembang-tembang Ebiet G Ade yang kita dengar. Tapi dengan tiba-tiba dan membuat saya kaget, Lucy mendekatkan kepalanya dan menyandar diantara bahu dan ujung jok mobil. Saat itu saya tidak tahu harus bagaimana, jadi saya diam saja.

Namun yang kurang menambah konsentrasinya saya dengan jalan adalah, setiap saya mengganti persneling, lengan saya bersentuhan dengan dadanya yang lumayan besar dan ini tidak mengubah cara dia duduk, dia tetap dengan posisinya.

Setiap kali bersentuhan saya minta maaf padanya dan hati serta kemaluanku tegang. Rasanya saya teramat salah tingkah karena selain menggangu pikiran saya, saya pun menikmati apa yang terjadi. Sampai pada akhirnya Lucy memecahkan kesepian pada saat itu dengan mengatakan, “Apakah, kamu sudah pernah bercinta?”

Wah, rasanya seperti disambar geledek dengar pertanyaan Lucy. Setelah terdiam sebentar karena kaget, saya menjawab pertanyaannya dengan jujur ​​bahwa saya sudah pernah bercinta dan saya jelaskan pula bahwa itu dengan pacar saya.

Lalu dia bilang, “Eee .. kayaknya kamu sekarang sudah terangsang ya dengan posisiku kayak gini ini?” sambil tangan kirinya dengan cepat meraba daerah kemaluan saya.

Saya benar-benar terhenyak dengan sikap Lucy dan saya biarkan tangan kirinya meraba-raba dengan halusnya kemaluan saya dari celana panjang saya sebab di samping inilah yang yang diinginkan, saya pun-lagi-lagi dalam posisi sulit.

Saya tidak tahu berapa lama dia meraba-raba kemaluan saya hingga pada akhirnya dia membuka reestleting celana saya dan semakin berani sehingga sekarang dia meraba-rabanya di celana dalam saya.

Sambil meraba-raba dia bilang (dengan nada nakal dan manja), “Mau, punya kamu ini besar ya ?! panjang lagi .. dan kayaknya udah pengen maen nich. ” Namun saya tidak memberi jawaban karena selain saya tidak tahu harus menjawab apa, saya merasa sedang terbang.

Dan saya pun tidak tahu pasti berapa lama dia meraba-raba kemaluan saya dari celana dalam saya. Hingga pada akhirnya tiba-tiba-tiba kepalanya seperti yang terjatuh ke daerah kemaluan saya dan dia menjilat-jilat celana dalam saya dengan tangan kirinya yang tetap meraba-raba rambut kemaluan saya yang mungkin sebagian keluar dari celana dalam.

Saya yakin bahwa celana dalam saya sudah basah dengan air liurnya sebab rasanya sudah agak lama dia jilati. Tidak berapa lama setelah saya berpikir seperti ini, dia membuka celana dalam saya dan segera semua kemaluan saya.

Wah, rasanya benar-benar nikmat dan saya benar-benar harus membagi dua pikiran saya antara kenikmatan yang sedang saya rasakan juga jalanan.

Karena saya pun terangsang dengan kuluman Lucy, dengan berani saya memegang dadanya dan meremas-remas kecil. Walaupun saya tidak melihat, namun saya dapat membayangkan bagaimana rasanya lingkungan saya menghisapnya.

Wah, sulit dikatakan. Hingga saatnya, saya mengatakan pada Lucy bahwa saya rasa saya akan klimaks, tapi buru-buru dia membahas kulumannya dan mengambil posisi duduk normal. Dan dia bilang bahwa dia pun sudah terangsang dan ingin berhubungan seks.

Dia ajakan saya menginap di salah satu hotel. Sebelum mengiyakan ajakan Lucy, saya katakan bahwa saya harus memberi tahu orang rumah bahwa saya tidak pulang agar mereka tidak perlu menunggu saya.

Setelah semuanya beres, akhirnya mobil yang kita tumpangi saya direvisi ke daerah Sunter, sebab saya tahu bahwa di situ ada hotel, walaupun saya belum pernah menginap di situ.

Akhirnya kami tiba di hotel yang saya maksud dan saya beserta Lucy masuk dan urusan urusan urusan di Front Office di hotel itu, dan setelah semua selesai dengan biaya yang ditanggung Lucy, kami pun diantar ke kamar yang sudah dipilih dengan Bellboy.


Setelahek sana-sini, dalam kamar, akhirnya Bellboy meminta ijin untuk keluar setelah hidupkan TV dengan Channel MTV. Dan setelah terdengar suara pintu kamar kami ditutup oleh Bellboy, saya dan Lucy dengan cepat saling berpelukan dan berciuman sambil berdiri karena sama-sama sudah tidak bisa menahan gairah seks masing-masing.

Lucy memang kelihatannya sudah terangsang berat dan pandai berciuman sebab saya dapat merasakan permainan lidahnya yang sangat Hot. Sambil bermain lidah, tangan Lucy dan tangan saya saling meraba-raba bagian terlarang satu sama lain.

Tangan kiri saya tetap memegang bagian belakang kepala Lucy sedang tangan kanan saya mengelus-elus bagian punggung Lucy yang terbuka dan mulus putih tanpa cacat, sesekali meraba ke bagian tekukan bawah payudaranya.

Sesekali tercium olehku aroma parfum yang dia gunakan. Sedangkan tangan kiri Lucy menelusup ke bagian belakang celana saya sedang tangan kanannya merabanya dari depan mulai dari kemaluan saya hingga ke daerah pusar.

Lama-kelamaan, tangan saya membuka sebagian baju bagian dadanya sehingga saya dapat memegang dengan jelas bentuk payudaranya. Saya merasakan bahwa payudara besar, Lucy terasa mantap dengan peringkat yang saya inginkan seperti mau mengambil payudaranya itu.

Saya menggunakan, elus dan memainkan susunya yang terasa semakin lama semakin agak keras. Dengan tetap sambil berciuman, memainkan lidah dan saling menggigit bibir bawah atau atas satu sama lain. Sedangkan tangan Lucy sedang berusaha membuka celana saya dengan membuka diri celana dan berusaha membuka ikat pinggang saya.

Setelah celana saya dapat dibuka oleh Lucy, dengan sigap dia mengambil kemaluanku yang sudah dipegang dari balik celana dalamku lalu memaju-mundurkan untuk menahan sambil tetap menggenggam kemaluanku.

Sambil meraba-raba dan tetap memainkan puting susunya, tangan saya yang berusaha untuk membuka kancing yang terletak di leher belakang Lucy. Dan akhirnya saya sulit dapat membuka kancing itu walaupun sedikit sebab sebab hanya dengan satu tangan.

Begitu baju terusannya dapat saya buka, dengan baju terusan otomatis turun ke lantai sehingga payudara Lucy sekarang tidak tertutupi sesuatu apa pun.

Dengan turunnya baju terusannya ke lantai, saya hentikan ciuman bibir dengan Lucy dan saya langsung mencium bagian dada kiri dan kanan Lucy yang begitu ranum dan kencang seakan-akan masih dalam pertumbuhan.

Dalam setiap hisapanku atau permainan lidahku pada puting susunya, Lucy mendesah kenikmatan, “Uuuh .. aaghh .. enakk ..” dengan sesekali menambahkannya dengan nama saya dan dilengkapi dengan nafas yang memburu. Sedangkan dengan bergantian tetap memegang kemaluan saya dan mengocoknya.

Setelah saya agak puas dengan payudaranya, jilatan, hisapan dan kecupan kecil saya mengarah ke bawah dan semakin ke bawah dengan tetap diiringi desahan Lucy yang saya rasa sudah terangsang karena kenikmatan.

Namun tangan saya tetap meraba serta mengelus-elus payudaranya. Hingga akhirnya tangan Lucy rilis kemaluan saya karena posisi kami yang tidak memungkinkan.

Jilatan dan kecupan kecil pada bagian bawah dada Lucy semakin pembohong dengan semakin tidak dapat mengontrol diri saya sendiri dengan gairah seks yang meluap-luap dan dengan sesekali saya membuka mata saya dan melihat bagian tubuh Lucy yang putih bersih serta mulus dan mulus. Saya pun dapat merasakan detak jantungnya yang semakin kencang.

Sambil tetap menjilati dan memberi kecupan kecil, tangan saya dua-duanya meraba-raba bagian kemaluannya yang masih tertutup oleh celana dalam yang dia gunakan.

Saya meraba-raba dengan halus semua daerah kemaluannya dan bagian pantat Lucy, baru saya ketahui bahwa dia mengawasi celana dalam dengan model tali yang mana lekukan pada daerah lubang analnya berupa tali dan melingkari pinggangnya pun berupa tali yang diikat pada bagian pinggang kiri. Dan ini meningkatkan gairah seks saya yang membludak.

Setelah dengan mudah dapat saya buka celana dalamnya, jilatan juga kecupan kecil, saya yang berada di daerah kemaluannya hingga saya dapat merasakan bahwa saya berada di beberapa sentimeter di atas liang kewanitaannya.

Daerah yang ditumbuhi oleh rambut-rambut yang tidak terlalu lebat dan dirawat rapi. Dan saya tetap menikmati dengan makin mendesahnya Lucy dengan apa yang saya lakukan pada tubuhnya.

Tangan saya pun mulai memainkan kemaluannya yang basah, saya meraba kemaluannya dengan jari telunjuk atau jari tengah saya dengan sesekali saya memasukkan ke dalam kemaluan Lucy. Sedang jempol saya, saya naik turunkan di daerah antara kemaluannya dengan rambut kemaluannya.

Saya makin menikmati semua ini dengan pegang ujung lidah saya pada kemaluannya bagian atas. Tercium pula bau khas dari kemaluan Lucy. “Ughh, Will .. sayaang .. kamu pintar sekali, sayang ..” rintih Lucy ketika saya menghisap-hisap klitorisnya dan sesekali menjilatnya.

“Teruus .. terus .. sayang .. agh .. ahh ..” rintihnya sambil memegang kepala saya dengan meletakkan dan seakan-akan menekan wajah saya ke dalam kemaluannya. Waktu itu, saya agak sulit bernafas dengan cara seperti ini, namun saya tetap menjilati dan memainkan klitorisnya.

Agak lama saya memainkan klitorisnya dan sesekali memasukkan satu atau dua jari saya ke dalam kemaluan Lucy. Mulanya yang sudah basah, sekarang hingga kering dan sekarang agak lembab dengan bercampurnya air liur saya.

Mungkin karena saya yang terlalu menikmati yang sedang saya lakukan atau mungkin karena dia sudah terangsang, dengan tiba-tiba dari dalam kemaluan Lucy menyembur cairan hangat yang belum pernah saya temui sebelumnya.

Dengan menyemburnya cairan itu dari dalam kemaluan, Lucy, kepala saya, kepala saya ke arah kemaluan Lucy dan kali itu saya merasa sulit sekali bernafas, kejadian itu tidak berlangsung lama karena setelah itu, Lucy rilis kepala saya sehingga saya dapat kembali.

Namun saya tetap menjilati dan menghisapnya yang terasa agak lengket dan sedikit bau amis.

Tak berapa lama setelah cairan itu menyembur, Lucy mengangkat kepala saya, yang maksudnya agar saya berdiri. Saya pun berdiri dan wajah saya dekat dengan wajahnya.

Dan Lucy mencium bibir saya dengan masih adanya sisa cairan yang menempel di bibir dan lidah saya. Ganas sekali dia menciumi saya yang diiringi dengan permainan lidah dan terengah-engah nafasnya.

Setelah puas berciuman, Lucy menghentikannya dan mengatakan, “Will, sekarang gantian .. saya yang mau menikmati tubuh kamu.”

Sebelum aba-aba atau jawaban dari saya, Lucy langsung membuka kaos saya dari bawah dan menelusupkan dari satu ke atas ke atas ke bagian dada saya.

Sambil mengelus-elus dada saya, dia bilang bahwa dada saya lapang, tidak seperti suaminya yang seolah-olah mempunyai buah dada. Lucy pun mengatakan bahwa perut saya tidak gendut, seperti peminum minuman keras. Agen Domino99

Setelah saya membuka kaos saya sendiri, dengan segera Lucy memulai kecupan kecil di daerah dada saya dan sesekali menjilatinya, dibesarkan untuk membuka kemaluan saya dan seperti semula, dia memaju-mundurkan kemaluan saya. “Aaah .. aah .. enak, Luc”, desahku kenikmatan karena dijilati atau dikecup, kemaluanku pun dikocok-kocok dengan pelan-pelan namun pasti.

Seperti halnya yang saya lakukan pada tubuh Lucy, Lucy pun menjilati, mengecup dan menghisap semua bagian depan tubuhku dan semakin lama semakin ke bawah hingga akhirnya pada kemaluanku.

Pada saat di kemaluanku, Lucy langsung mengulumnya seakan-akan mau semua kemaluanku yang kira-kira panjangnya 16-18 centimeter. “Aaagghh .. aah .. eenak, Luc!” Desahku agak keras tidak bisa menahan rasa nikmat yang saya rasakan begitu Lucy memainkan lidahnya di bagian lubang kemaluanku.

Tidak bisa saya ungkapkan kenikmatannya dan saya benar-benar menikmati apa yang saya rasakan.

Lama sekali Lucy menghisap, menjilat, mengulum dan memainkan kemaluan saya, dia pun menjilati lubang anal saya. Hingga akhirnya terlintas dalam pikiran saya untuk menyelesaikan ini dan memulai hubungan seks.

Seperti halnya yang Lucy lakukan pada saya dengan mengangkat kepala saya dari kemaluannya, begitu pula yang saya lakukan untuk menghentikan kulumannya pada kemaluan saya. Saya angkat kepala dan saya dekatkan wajahnya pada saya lalu menciumnya dengan kecupan-kecupan sesekali menciumnya dengan sedikit memainkan lidah.

Saya pun menuntun Lucy ke tiduran di kasur dengan cara telentang. Setelah saya beri ciuman dan sedikit kecupan kecil pada bibirnya, saya memegang kemaluan saya dan mengarahkan pada liang senggamanya.

Kedua kakinya yang telah dibuka olehnya membuat saya lebih mudah untuk memasukkan kemaluan saya. Sambil memasukkan kemaluan saya, saya lihat raut wajah Lucy.

Dia tampak mengejamkan kedua matanya sambil mendesah, “Ooohh .. eemhh ..” lalu yang menahan nafas, yang kedua nya memegang kedua pantat saya lalu mencekeramnya agak keras.

Sambil mengeluarmasukkan kemaluan saya ke kemaluan Lucy, saya menekuk kedua kakinya dengan kedua tangan saya sehingga telapak kaki dan tulang keringnya terangkat. “Uuughh .. esshh .. aahh .. eenak .. sayang ..” desah Lucy sambil memejamkan matanya.

Saya pun mendesah kenikmatan dengan keluar masuknya kemaluan saya di dalam kemaluan Lucy. “Aaahh .. eessh .. Luss .. eenak ..”

Kira-kira kami melakukan itu selama 5 menit, lalu saya angkat kedua kakinya sehingga menghimpit kepalaku dan tetap mengeluar kunci kemaluanku.

Dan saya tidak tahu berapa lama saya dan Lucy melakukan ini hingga akhirnya Lucy menarik saya untuk mendekatkan kepala saya dengan kepalanya, lalu dia mendekap punggung saya dengan erat bahkan saya merasa sangat keras. Dan mendesah panjang, “Eeenghh .. eesshh .. eenakk ..”

Lalu Lucy intisari dan isap saya dari kemaluannya. Ia lalu menungging dan saya tahu maksudnya dan tanpa disuruh olehnya, saya mengarahkan kemaluan saya untuk kembali menghujam kemaluan Lucy.

Sambil memegang kedua belah pantatnya bagian atas, saya tetap mengeluar bagian kemaluan saya dan sesekali saya melihat reaksi Lucy yang mengangkat sedikit kepalanya dan sesekali mengibaskan rambutnya sambil mendesah-desah kenikmatan, “Aaaghh .. eesshh .. terus sayang ..”

Rasanya lama sekali melakukan hubungan seks, hingga saya merasa sedikit begitu begitu juga Lucy, hingga saya putuskan untuk mempercepat gerakanku. Makin kupercepat kemaluanku di dalam kemaluan Lucy.

Dengan semakin kupercepat gerakanku, semakin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah diulasi oleh cairan dari kemaluan Lucy. Saya pun sesekali memegang payudaranya dengan kadang meremasnya sebab saya rasa payudaranya akan naik turun dan menggantung karena posisinya.

“Aaakhh .. enakk!” desah Lucy sedikit teriak.

“Luc .. saya mau keluar nich .. eesshh ..” desahku pada Lucy.

“Keluarin di dalem aja, Will .. eesshh ..” jawabnya sambil mendesah.

Hingga saya merasa bahwa saya akan mencapai puncak, saya agak menunduk mengikuti posisi Lucy yang menungging dan saya berada di kedua buah dadanya sambil sedikit meremas. “Uuugghh .. aaggh .. eenak Luss” teriakku agak keras dengan persamaannya sperma saya yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Lucy.

Setelah saya berdiam diri setelah ejakulasi, saya keluarkan kemaluan saya dan saya tuntun tubuh Lucy untuk membalik sehingga kami dapat berpelukan.

Sambil mengucapkan kata-kata, Lucy mengatakan bahwa saya hebat dan dengan ijin saya, dia ingin menceritakan ini pada situs. Waktu itu, saya katakan bahwa tidak ada masalah dan dia ingin menceritakan ini pada pesan sebab (waktu itu) saya pikir, Lucy tidak akan mengenalkan pesan itu pada saya.

Kami pun hening, siapa sambil tetap berpelukan dan tubuh masih dalam keadaan telanjang bulat dan saya pun masih dapat mencium bau parfum yang digunakan Lucy. Dalam keheningan itu, terdengar dengan samar-samar lagu When You Said Nothing At All yang dibawakan oleh Ronan Keating dari pesawat TV yang ada.

Kami pun secara bersamaan dan ingin melihat. Lalu kami saling meregangkan pelukan kami, dan Lucy mengambil remote Tv yang berada di atas meja lalu lalu menambah volume suaranya. Setelah itu, Lucy mengajak saya untuk berpelukan lagi, saling mendekap lagi sambil menikmati lagu Ronan Keating tersebut.

Saya lihat jam tangan, jam menunjukan pukul 12.45 dini hari. Dan kami pun tertidur hingga kita berdua bangun bersama-sama di sekitar jam 07.00 pagi, karena ada seberkas sinar matahari.

Setelah mandi, akhirnya kita sepakat untuk keluar dari hotel tersebut dan Lucy mengantarkan saya pulang ke depan rumah, setelah itu dia akan kembali ke rumah hanya untuk mengganti pakaian dan diteruskan ke kantor.

Di dekat rumah, Lucy mengatakan bahwa dia sangat puas dan ingin kembali apa yang terjadi tadi malam dan dia mengeluarkan sejumlah uang yang saya kira cukup banyak buat saya.

Katanya saat itu, “Will .. ini buat kamu .. siapa tau bisa bantu-bantu kamu kalau kamu pengen beli sesuatu ..” namun belum selesai penjelasannya, saya jawab bahwa saya tidak mau menerima uang sesen pun dari dia sebab apa-apa yang saya adalah karena atas dasar suka sama dan saya mengatakan bahwa saya akan merasa sangat terhina kalau dia tetap tinggal saya untuk menerima uang itu.

Akhirnya dia mengalah dan kita terdiam, dan dia mengambil handphone-nya dan mengatakan bahwa itu adalah mempersembahkan dari dia bukan balasan atas yang saya lakukan, dia pun menjelaskan agar dia dapat menghubungi saya

Setelah saya pikir-pikir sambil tetap berharap agar saya menerima itu, akhirnya saya mau juga karena saya pikir ponsel ini tidak akan, saya dapat mengembalikannya suatu saat nanti.

Setelah tiba di rumah, saya pun memohon diri dan sempat memegang kendali bahwa apa yang dia rasakan antara saya dan dia, mungkin yang saya rasakan pada saat itu.

Hari itu Lucy menelepon saya dua kali lewat handphone-nya, yang pertama menyatakan bahwa dia sudah tiba di rumah dan yang kedua adalah dia sudah berada di kantor.

Sejak itu, Lucy tidak pernah menghubungi saya lagi. Tadinya saya pikir bahwa dia sibuk, dan saya pun sadar dengan posisi saya. Hingga akhirnya saya dihubungi seorang wanita lewat handphone memberikan Lucy.

Wanita itu mengatakan bahwa Lucy pernah cerita tentang hubungan saya dengan Lucy mulai dari mula hingga akhir, dan wanita ini mengatakan bahwa dia ingin mengatakan sesuatu pada saya dan ingin ketemu dengan saya. Hingga akhirnya saya setuju untuk bertemu tanggal 8 Desember di suatu Mall.

Dalam pertemuan tersebut, wanita itu yang mengidentifikasi Lucy yang mengaku sebagai dan mengaku bernama Julliet ini mengatakan bahwa ada pesan dari Lucy untuk mengatakan yang sebenarnya pada saya bahwa Lucy telah bersuami dan sudah 1,5 tahun belum dikarunia anak.

Dia mengatakan bahwa suaminyalah yang tidak mampu berproduksi sebab Lucy secara diam-diam sudah memeriksakan dirinya tanpa sepengatauan suaminya, dan pesan Lucy yang terakhir adalah dia menyampaikan permintaan maaf sebesar-besar untuk saya sebab Lucy tidak ingin bertemu dengan saya lagi. Agen Domino99

Julliet ini pun menyatakan bahwa ia melakukan hal yang sama seperti Lucy namun bukan dengan tujuan untuk memiliki anak sebab ia mengatakan bahwa ia dan ingin tanpa masalah dalam memproduksi anak.

Yang jadi masalah adalah suaminya yang setelah hubungan seks selesai, ia selalu meninggalkan Julliet tidur. “Jadi, andai Lucy hamil, ada kemungkinan bahwa itu adalah benih saya”, pikirku.

Dan di akhir cerita tentang pengalaman saya ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada editor situs Mister Sange yang telah memasukkan cerita saya ini, dan waktu yang telah disediakan untuk membaca cerita ini. Dan bagi rekan-rekan pencinta situs Tuan Sange yang ingin berkenalan dengan saya, silakan hubungi saya.

Posting Komentar

0 Komentar